Dalam Jakarta International Islamic Conference (JAIIC) yang diselenggarakan MUI DKI Jakarta pada 29 November-1 Desember 2016 lalu, ulama dari Suriah, Syekh Sulaiman Al-Khatib tampak begitu bersemangat dan menggebu-gebu menyampaikan kondisi Suriah.
Syekh Sulaiman mengungkap kesedihannya yang mendalam tentang kondisi negaranya, Suriah, saat ini. Begitu juga kondisi saudara-saudara semuslimnya di Rohingya akhir-akhir ini. Baginya, apa yang terjadi di Suriah, pun di Rohingya, seharusnya menjadi perhatian umat Islam sedunia dan atau lembaga-lembaga lintas bangsa di dunia. Sebab sejauh yang ia amati, lembaga-lembaga dunia atau badan-badan internasional kurang begitu intens memerhatikan tragedi yang menimpa Suriah.
Khusus untuk umat Islam sendiri, negara Suriah a.k.a Syam a.k.a Syiria memiliki sisi historis dan keutamaan. Katanya, banyak hadits Nabi Muhammad saw yang mengungkap kelebihan bangsa dan negara Suriah. Salah satunya sebagaimana termaktub dalam hadits berikut ini: “Alaika bissyami, fainnaha khiiratullahi min ardhihi, yajtabi ilaiha khiratahu min ‘ibadihi…” [Jagalah Syam! Sesungguhnya ia salah satu negeri pilihan Allah. Dia memilih Syam karena banyak [di negeri tersebut] hamba-hamba pilihan-Nya.] [HR. Abu Daud]
Selain itu, ia juga mengungkap kegelisahanya dengan umat Islam sekarang ini yang memanfaatkan teknologi digital lebih banyak unsur negatifnya atau mudaratnya ketimbang positifnya atau maslahatnya. Banyak informasi yang menyesatkan seputar tragedi kemanusiaan di Suriah, misalnya, datang dari Internet dan perangkat digital. Untuk itulah, ia menyarankan harus pandai-pandai menggunakan teknologi digital. Malah kalau memang tidak tahan, ia menyarankan lebih baik meninggalkannya.
Dalam acara konferensi internasional yang diadakan MUI DKI Jakarta ini, harapnya, bisa menjadi forum untuk meggalang solidaritas sesama Muslim di Syria atau negara-negara Muslim lainnya. (mz)