Nama lengkapnya Ahmad Thabrani Bin H. Sainan. Beliau lahir pada tahun 1901, tahun yang sama ketika Bung Karno lahir. Lahir di Paseban, Senen, Jakarta Pusat sebagai anak tunggal dari pasangan H. Sainan dan Hj. Sa`ariyah. Pendidikan agamanya ditempuh di Madrasah Unwanul Falah, Kwitang, Jakarta Pusat, yang dididirikan dan dipimpin oleh Habib Ali Kwitang.
Selain di Madrasah Unwanul Falah, ia juga mengaji kepada beberapa kyai, di antaranya kepada Guru Mahmud Romli, Guru Madjid Pekojan, Guru Kholid Gondangdia, Guru Yakub, dan Habib Ali Bungur.
Setelah mendapatkan banyak ilmu, ia mulai mengajar. Murid-muridnya yang kemudian menjadi ulama Betawi terkemuka di antaranya adalah KH. Fathullah Harun, KH. Harun Al-Rasyid (anak KH. Fathullah Harun), Guru Mursyidi Sentiong, Guru Asmat Cakung Barat, KH. Husein Kampung Mangga, KH. Baidhawi Tafsir, dan KH. Maulana Kamal Yusuf (anak).
Dari pernikahannya, ia memiliki 15 orang anak. 9 di antaranya meninggal saat kanak-kanak dan sebelum menikah. Lima anaknya yang masih hidup terdiri atas 2 laki-laki dan 3 perempuan. Salah satu anak perempuannya melahirkan anak laki-laki yang kini menjadi seorang ulama Betawi terkemuka, yaitu KH. Maulana Kamal Yusuf.
Kitab yang diajarkan sangat banyak dan dari berbagai disiplin ilmu, dari tafsir, hadits, fikih, nahwu, akidah tauhid sampai tasawuf. Di antaranya adalah Tafsir Jalalain, Hadits Bukhari, Fathul Qorib, Fathul Wahab, Ihya `Ulumuddin, Mukhtashor Jiddan, Alfiyah, Asmuni, dan lain-lain. Selain mengajar, ia juga mengarang kitab akidah tauhid yang menurut penuturan cucunya, KH. Maulana Kamal Yusuf, kitab tersebut belum sempat diterbitkan. Selain sebagai pengajar, ia juga seorang pedagang kain. Aktivitas dagangnya ini ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya hanya diisi dengan mengajar dan berjualan kain sampai ia wafat. Ia tidak terlibat di organisasi apapun. Satu-satunya organisasi yang ia masuki hanya NU DKI Jakarta, itupun hanya sebagai anggota Musytasyar. Mu`allim Thabrani wafat pada tanggal 7 Jumadil Awal bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1985. ***
(Rakhmad Zailani Kiki, sumber: Genealogi Intelektual Ulama Betawi, Jakarta Islamic Centre, 2012)